PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pelaksanaan Pawai Waisak Bersama Umat Buddha Pekanbaru bersempena hari Tri Waisak 2568 BE / 2024, Sabtu (18/5/2024) di Jalan Karet berlangsung meriah.
Ribuan umat dari berbagai elemen yang berasal dari lembaga keagamaan buddha, lembaga pendidikan/sekolah, dan ormas Tionghoa ikut dalam kegiatan ini.
Pawai dilepas oleh Sekretaris Ditjen Bimas Buddha Kemenag RI, Triroso didampingi Plt Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau, Muliardi dan Penjabat Walikota Pekanbaru, Muflihun dan pihak terkait lainnya.
Triroso mengatakan pawai yang dilaksanakan merupakan salah satu rangkaian Waisak yang dilaksanakan oleh umat Buddha dan didukung oleh seluruh unsur masyarakat di lintas agama, terutama di Provinsi Riau khususnya di Kota Pekanbaru yang merupakan wujud dari kerukunan dan keharmonisan.
"Ini sesuai dengan tema Waisak pada tahun ini "Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis dan Bahagia". Nah ini adalah implementasi dari tema Waisak yaitu yang kita menjalani hidup luhur kemudian kesadaran keberagaman dan intinya harmonis dan bahagia sebagaimana disampaikan panitia bahwa kegiatan ini didukung oleh seluruh komponen masyarakat bukan hanya oleh umat Budha saja tetapi juga lintas agama juga mengikuti pawai," ungkapnya.
Penjabat Walikota Pekanbaru, Muflihun menyampaikan pelaksanaan pawai merupakan salah satu keindahan Indonesia dan keberagaman etnis agama yang bisa terus dijaga.
"Pemerintah Kota Pekanbaru sangat mendukung kegiatan ini. Terimakasih kepada seluruh yang hadir dan panitia semoga ke depan ini terus bisa kita galakkan toleransi beragama, apapun agamanya berhari raya mari kita ramaikan, kita sukseskan bersama-sama dengan menjaga keamanan, kedamaian dan ketentraman di bumi Bertuah ini, bumi Melayu," urainya.
Acara ini perlu dilestarikan setiap tahunnya karena mengingat ataupun mengenang dari sejarah agama.
"Pemko Pekanbaru menyampaikan ucapan selamat atas perayaan Hari Waisak Umat Buddha 2568 Tahun Buddhist Era (BE).
Perbedaan bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan dan dipertentangkan. Perbedaan harus dipahami dan disadari sebagai keberagaman yang saling menguatkan satu sama lain dalam menapaki hidup luhur untuk mencapai tujuan kehidupan yang harmonis dan bahagia. Perbedaan adalah sebuah aset berharga yang tidak dimiliki oleh bangsa lain dan anugrah besar dari Tuhan Yang Maha Esa," ucap Muflihun.
Karena itu, Pemko Pekanbaru mengajak umat Buddha untuk terus meningkatkan kesadaran. Bahwa, negara ini berdiri di atas perbedaan dan keragaman.
Sedangkan Alek Sidik selaku Ketua Panitia melaporkan bahwa pawai diikuti oleh lima unit mobil hias, empat unit odong-odong untuk lansia anak-anak dan pendampingnya yang didukung 48 Kontingen dari lembaga keagamaan Buddha, lembaga pendidikan dan Ormas Tionghoa di Pekanbaru.
"Total peserta yang terdaftar sebagai peserta adalah 3.480 orang. Ini rangkaian kegiatan peringatan Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 Buddhis Era yang jatuh pada tanggal 23 Mei 2024," katanya.
Editor | : | Unik Susanti |
Kategori | : | Serantau |