KISAH AQUA JADI RAJA AIR
Aqua Pernah Nyaris Mati
Jum'at, 14 April 2017 17:07 WIB
Pabrik Aqua/Foto: dok. Aqua
|
(CAKAPLAH) - Akhirnya Tirto Utomo menjatuhkan ultimatum pada Aqua. Saat itu, menjelang Oktober 1977, seperti biasa Tirto mengumpulkan pimpinan PT Aqua Golden Mississippi, perusahaan Aqua, di Restoran Oasis miliknya di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat.
Agenda hari itu sangat genting, yakni memutuskan nasib Aqua. Sudah sekian lama kondisi Aqua memang tak kunjung sehat. Sejak pertama menjual air minum dalam botol pada 1 Oktober 1974, Aqua tak kunjung mendatangkan untung. Malah setiap bulan Tirto, pendiri dan pemilik Aqua, harus menombok dari kantongnya untuk membayar gaji karyawan.
Saat itu, kata Willy Sidharta, karyawan pertama dan mantan Direktur Utama Aqua Tirto menombok lumayan besar. “Sekitar Rp 5-6 juta setiap bulan,” kata Willy kepada detikX dua pekan lalu. Padahal segala cara sudah dilakukan Willy dan karyawan Aqua supaya bisa menjual air minum kemasan itu lebih banyak lagi. Pabrik Aqua di Bekasi sudah jadi rumah bagi Willy. Dia memboyong keluarganya tinggal dalam kompleks pabrik. Dan dia bekerja dari pagi hingga larut malam setiap hari.
Lantaran mesin pengolahan air di pabrik Aqua lebih banyak menganggur, Willy, yang kala itu menjabat kepala produksi, juga tak punya banyak pekerjaan. Ketimbang bengong menganggur, Willy dengan sukarela ikut membantu jualan Aqua. Dia menyetir sendiri pikap Mitsubishi milik Aqua dan berkeliling dari kampung ke kampung di Jakarta.
Semula Willy tak percaya dengan informasi dari bagian penjualan bahwa tak ada orang Jakarta yang mau beli Aqua. Dia membuktikan sendiri dengan menawarkan contoh gratis Aqua. “Kami berikan contoh gratis untuk mencoba pun orang-orang tetap tak mau,” kata Willy.
Asia Salim, karyawan Aqua yang sudah bekerja di perusahaan itu selama 41 tahun, merasakan sendiri beratnya berjualan air minum botolan kala itu. Sama seperti Willy, Salim bekerja di bagian produksi. Tapi dia juga merangkap jadi tenaga penjualan. Kecuali orang-orang asing, kata Salim, kini supervisor water treatment di pabrik Aqua di Bekasi, tak ada warga Jakarta yang biasa beli dan minum “air putih” dalam botol.
“Waktu itu kan air dari sumur masih bagus,” Salim menuturkan. Seharian berjualan, dari 65 krat Aqua yang dia bawa, biasanya hanya laku 5 krat. Pembelinya masih terbatas di lingkungan orang-orang kaya dan ekspatriat. “Orang-orang belum percaya pada Aqua,” Willy menuturkan. Seretnya penjualan membuat keuangan Aqua babak-belur.
Di depan beberapa anak buahnya, Tirto menyampaikan kabar bahwa dia tak sanggup lagi terus-menerus menopang hidup Aqua. Jika tak memberikan untung juga, kata Tirto, dia akan menutup perusahaan itu per Januari 1978. Artinya, Aqua hanya punya umur tiga bulan lagi.
Kendati Tirto sudah memberikan batas waktu, menurut Willy, mereka belum mau lempar handuk, tanda menyerah. “Pak Tirto terus mengajak kami berdiskusi mencari jalan bagaimana menyelamatkan Aqua,” kata Willy. Di satu ruangan di Restoran Oasis, di tengah kepulan asap cerutu yang diisap Tirto, mereka berdiskusi dan berdebat menentukan masa depan Aqua. “Asap cerutu Pak Tirto menyebar ke mana-mana. Saya sampai kliyengan dan harus sering-sering keluar dari ruangan.”
Tirto menimbang-nimbang untuk menaikkan harga jual. “Bagian penjualan ditanya, jika harga naik segini, kira-kira penjualannya akan turun berapa?” Willy bercerita. Saat itu, satu botol Aqua dengan volume 950 mililiter dijual hanya Rp 75. Padahal saat itu produk sejenis di beberapa negara dijual sekitar US$ 1 atau Rp 350. Orang di bagian penjualan memperkirakan penjualan Aqua akan turun 30 persen.
Setelah dihitung-hitung, Tirto memutuskan harga Aqua 950 mililiter akan dijual Rp 175 atau US$ 0,5, naik hampir tiga kali lipat. Tak ada yang menyangka, keputusan nekat itu malah jadi penyelamat perahu Aqua yang hampir karam. Hingga Desember 1977, penjualan Aqua malah melompat tiga kali lipat. Willy menduga, dengan mendekati harga pasar, kepercayaan konsumen tumbuh. “Barang kalau dijual terlalu murah kan kita malah curiga,” Willy menjelaskan.
Sejak hari itu, grafik penjualan Aqua terus naik. Pasarnya juga terus melebar. Sementara semula hanya beredar terbatas di lingkungan orang asing di Jakarta, terutama di kalangan ekspatriat Jepang, sejak akhir 1970-an, Aqua sudah banyak dikenal warga lokal. Bahkan pada 1980-an, pasar lokal Aqua sudah melampaui penjualan di kalangan ekspatriat.
Apalagi dengan makin memburuknya kualitas air tanah di kota-kota besar di Indonesia, air minum dalam galon yang dirintis Aqua sejak 1975 sudah jadi minuman standar di rumah tangga perkotaan. Saat pertama dijual, Aqua belum punya tabung galon plastik seperti hari ini. Menurut Willy, mereka menjual Aqua dalam tangki yang dikemas menyerupai tabung es putar keliling. “Pelanggan pertama kami adalah Citibank,” kata Willy.
Entah mengapa, suatu kali, tabung air dingin yang dipasang Aqua di kantor Citibank dirubung semut. Pelanggan tentu mengajukan protes kepada Willy. Lantaran belum ada tabung plastik, manajemen Aqua memutuskan beralih ke tabung gelas. Mereka memanfaatkan tabung-tabung gelas bekas cuka. “Kami beli dari loakan…. Setiap hari saya berkeliling pasar loak mencari tabung cuka bekas. Untuk tutupnya, saya beli di Pasar Glodok lama,” kata Willy.
Asia Salim mengenang, mereka harus mencuci tabung-tabung gelas besar itu dengan air panas secara manual satu per satu. Air panas dimasukkan dalam tabung dan dikocok-kocok. “Kadang saya sampai pusing,” kata Asia. Belum lagi urusan distribusinya. Ketika itu, urusan distribusi air dalam galon kaca ini masih diurus sepenuhnya oleh Aqua.
Mengurus air dalam galon plastik saja sudah sulit, apalagi air dalam galon kaca yang rentan pecah. Salim pernah mengantarkan pesanan 200 galon Aqua ke Cilegon, kini di wilayah Provinsi Banten. Ternyata 200 galon air itu untuk mengisi kolam renang. Baru pada 1980, Aqua beralih ke galon plastik impor. Untuk menekan ongkos, Aqua mendirikan pabrik pembuatan galon plastik di Bekasi pada 1984. Itulah pabrik galon plastik pertama di Indonesia. Sekarang, air minum dalam galon jadi salah satu tumpuan pendapatan Aqua.
Pesaing lokal pertama Aqua adalah Oasis milik PT Santa Rosa Indonesia, yang meluncur ke pasar pada 1984. Sekarang ada banyak sekali merek lokal air minum dalam botol seperti Prim-a, Le Minerale, dan Aguaria. Namun Aqua tetap nomor satu. Di kelas botol kecil, persaingan di antara merek air minum kemasan ini benar-benar keras. Tapi, untuk pasar air dalam galon, posisi Aqua masih sangat kokoh. Pada 2014 saja, Aqua memproduksi 11 miliar liter air, terbesar di antara semua merek milik Danone, perusahaan Prancis yang menjadi pemegang saham terbesar Aqua sejak 2001.
Agenda hari itu sangat genting, yakni memutuskan nasib Aqua. Sudah sekian lama kondisi Aqua memang tak kunjung sehat. Sejak pertama menjual air minum dalam botol pada 1 Oktober 1974, Aqua tak kunjung mendatangkan untung. Malah setiap bulan Tirto, pendiri dan pemilik Aqua, harus menombok dari kantongnya untuk membayar gaji karyawan.
Saat itu, kata Willy Sidharta, karyawan pertama dan mantan Direktur Utama Aqua Tirto menombok lumayan besar. “Sekitar Rp 5-6 juta setiap bulan,” kata Willy kepada detikX dua pekan lalu. Padahal segala cara sudah dilakukan Willy dan karyawan Aqua supaya bisa menjual air minum kemasan itu lebih banyak lagi. Pabrik Aqua di Bekasi sudah jadi rumah bagi Willy. Dia memboyong keluarganya tinggal dalam kompleks pabrik. Dan dia bekerja dari pagi hingga larut malam setiap hari.
Lantaran mesin pengolahan air di pabrik Aqua lebih banyak menganggur, Willy, yang kala itu menjabat kepala produksi, juga tak punya banyak pekerjaan. Ketimbang bengong menganggur, Willy dengan sukarela ikut membantu jualan Aqua. Dia menyetir sendiri pikap Mitsubishi milik Aqua dan berkeliling dari kampung ke kampung di Jakarta.
Semula Willy tak percaya dengan informasi dari bagian penjualan bahwa tak ada orang Jakarta yang mau beli Aqua. Dia membuktikan sendiri dengan menawarkan contoh gratis Aqua. “Kami berikan contoh gratis untuk mencoba pun orang-orang tetap tak mau,” kata Willy.
Asia Salim, karyawan Aqua yang sudah bekerja di perusahaan itu selama 41 tahun, merasakan sendiri beratnya berjualan air minum botolan kala itu. Sama seperti Willy, Salim bekerja di bagian produksi. Tapi dia juga merangkap jadi tenaga penjualan. Kecuali orang-orang asing, kata Salim, kini supervisor water treatment di pabrik Aqua di Bekasi, tak ada warga Jakarta yang biasa beli dan minum “air putih” dalam botol.
“Waktu itu kan air dari sumur masih bagus,” Salim menuturkan. Seharian berjualan, dari 65 krat Aqua yang dia bawa, biasanya hanya laku 5 krat. Pembelinya masih terbatas di lingkungan orang-orang kaya dan ekspatriat. “Orang-orang belum percaya pada Aqua,” Willy menuturkan. Seretnya penjualan membuat keuangan Aqua babak-belur.
Di depan beberapa anak buahnya, Tirto menyampaikan kabar bahwa dia tak sanggup lagi terus-menerus menopang hidup Aqua. Jika tak memberikan untung juga, kata Tirto, dia akan menutup perusahaan itu per Januari 1978. Artinya, Aqua hanya punya umur tiga bulan lagi.
Kendati Tirto sudah memberikan batas waktu, menurut Willy, mereka belum mau lempar handuk, tanda menyerah. “Pak Tirto terus mengajak kami berdiskusi mencari jalan bagaimana menyelamatkan Aqua,” kata Willy. Di satu ruangan di Restoran Oasis, di tengah kepulan asap cerutu yang diisap Tirto, mereka berdiskusi dan berdebat menentukan masa depan Aqua. “Asap cerutu Pak Tirto menyebar ke mana-mana. Saya sampai kliyengan dan harus sering-sering keluar dari ruangan.”
Tirto menimbang-nimbang untuk menaikkan harga jual. “Bagian penjualan ditanya, jika harga naik segini, kira-kira penjualannya akan turun berapa?” Willy bercerita. Saat itu, satu botol Aqua dengan volume 950 mililiter dijual hanya Rp 75. Padahal saat itu produk sejenis di beberapa negara dijual sekitar US$ 1 atau Rp 350. Orang di bagian penjualan memperkirakan penjualan Aqua akan turun 30 persen.
Setelah dihitung-hitung, Tirto memutuskan harga Aqua 950 mililiter akan dijual Rp 175 atau US$ 0,5, naik hampir tiga kali lipat. Tak ada yang menyangka, keputusan nekat itu malah jadi penyelamat perahu Aqua yang hampir karam. Hingga Desember 1977, penjualan Aqua malah melompat tiga kali lipat. Willy menduga, dengan mendekati harga pasar, kepercayaan konsumen tumbuh. “Barang kalau dijual terlalu murah kan kita malah curiga,” Willy menjelaskan.
Sejak hari itu, grafik penjualan Aqua terus naik. Pasarnya juga terus melebar. Sementara semula hanya beredar terbatas di lingkungan orang asing di Jakarta, terutama di kalangan ekspatriat Jepang, sejak akhir 1970-an, Aqua sudah banyak dikenal warga lokal. Bahkan pada 1980-an, pasar lokal Aqua sudah melampaui penjualan di kalangan ekspatriat.
Apalagi dengan makin memburuknya kualitas air tanah di kota-kota besar di Indonesia, air minum dalam galon yang dirintis Aqua sejak 1975 sudah jadi minuman standar di rumah tangga perkotaan. Saat pertama dijual, Aqua belum punya tabung galon plastik seperti hari ini. Menurut Willy, mereka menjual Aqua dalam tangki yang dikemas menyerupai tabung es putar keliling. “Pelanggan pertama kami adalah Citibank,” kata Willy.
Entah mengapa, suatu kali, tabung air dingin yang dipasang Aqua di kantor Citibank dirubung semut. Pelanggan tentu mengajukan protes kepada Willy. Lantaran belum ada tabung plastik, manajemen Aqua memutuskan beralih ke tabung gelas. Mereka memanfaatkan tabung-tabung gelas bekas cuka. “Kami beli dari loakan…. Setiap hari saya berkeliling pasar loak mencari tabung cuka bekas. Untuk tutupnya, saya beli di Pasar Glodok lama,” kata Willy.
Asia Salim mengenang, mereka harus mencuci tabung-tabung gelas besar itu dengan air panas secara manual satu per satu. Air panas dimasukkan dalam tabung dan dikocok-kocok. “Kadang saya sampai pusing,” kata Asia. Belum lagi urusan distribusinya. Ketika itu, urusan distribusi air dalam galon kaca ini masih diurus sepenuhnya oleh Aqua.
Mengurus air dalam galon plastik saja sudah sulit, apalagi air dalam galon kaca yang rentan pecah. Salim pernah mengantarkan pesanan 200 galon Aqua ke Cilegon, kini di wilayah Provinsi Banten. Ternyata 200 galon air itu untuk mengisi kolam renang. Baru pada 1980, Aqua beralih ke galon plastik impor. Untuk menekan ongkos, Aqua mendirikan pabrik pembuatan galon plastik di Bekasi pada 1984. Itulah pabrik galon plastik pertama di Indonesia. Sekarang, air minum dalam galon jadi salah satu tumpuan pendapatan Aqua.
Pesaing lokal pertama Aqua adalah Oasis milik PT Santa Rosa Indonesia, yang meluncur ke pasar pada 1984. Sekarang ada banyak sekali merek lokal air minum dalam botol seperti Prim-a, Le Minerale, dan Aguaria. Namun Aqua tetap nomor satu. Di kelas botol kecil, persaingan di antara merek air minum kemasan ini benar-benar keras. Tapi, untuk pasar air dalam galon, posisi Aqua masih sangat kokoh. Pada 2014 saja, Aqua memproduksi 11 miliar liter air, terbesar di antara semua merek milik Danone, perusahaan Prancis yang menjadi pemegang saham terbesar Aqua sejak 2001.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Detik.com |
Kategori | : | Serba Serbi |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada CAKAPLAH.com, silakan kontak ke email: redaksi@cakaplah.com
Berita Lainnya
Minggu, 17 April 2022 12:08 WIB
Capella Honda Ajak Siswa SMKN 5 Dumai Jadi Generasi #Cari_aman di Bulan Ramadan
Senin, 20 Maret 2023 05:52 WIB
Juventus Permalukan Inter Milan, Lazio Kuasai Derbi Roma
Senin, 20 Maret 2023 06:22 WIB
Korut Klaim Hampir 800 Ribu Warganya Daftar Militer Siap Perangi AS
Selasa, 14 Februari 2023 11:19 WIB
Tingkatkan Pengalaman Pengguna, Yamaha Hadirkan Program My Yamaha Motor Member
Senin, 20 Maret 2023 05:48 WIB
Hasil Liga Spanyol: Gol Telat Franck Kessie Bawa Barcelona Pecundangi Real
Senin, 20 Maret 2023 08:37 WIB
Awal Pekan, Hujan Berpotensi Mengguyur Riau
Selasa, 07 Februari 2023 15:04 WIB
Kasmarni-Bagus Cek Pelayanan Pelabuhan RoRo Gunakan e-Ticketing
Rabu, 15 Maret 2023 15:30 WIB
DPRD Pekanbaru Ingatkan Instansi Terkait Antisipasi Semua Kemungkinan
Minggu, 26 Februari 2023 08:00 WIB
Yamaha Grand Filano Hybrid-Connected Mengaspal di Pekanbaru, Intip Harga dan Keunggulannya di Sini
Senin, 03 Juni 2024 11:53 WIB
53 Ekor Hewan Kurban ASN Pemprov Riau Terkumpul
Jum'at, 31 Mei 2024 13:49 WIB
25 Bidan di Riau Diberi Pelatihan Layanan Kontrasepsi, Target 150 Akseptor Dilayani
Senin, 06 Mei 2024 20:22 WIB
Lima Hari Pameran Honda at Family Day Tembus 169 Prospek
Jum'at, 31 Mei 2024 13:53 WIB
Ijtima Ulama MUI: Youtuber dan Selebgram Wajib Berzakat
Rabu, 07 Februari 2024 21:07 WIB
Sembilan Startup Terbaik NextDev Masuki Tahap Inkubasi
Senin, 03 Juni 2024 06:40 WIB
Marc Marquez Tetap Puas Meski Gagal Podium di MotoGP Italia 2024
Kamis, 04 April 2024 20:42 WIB
Capella Honda Ajak Konsumen Setia Honda Buka Puasa Bersama
Senin, 03 Juni 2024 11:36 WIB
Pelajar di Rohul Tewas Tenggelam saat Mandi di Objek Wisata Aek Martua
Senin, 03 Juni 2024 15:15 WIB
Arwin AS Pastikan Rusli Zainal Gabung Tim Pemenangan Abdul Wahid
Senin, 03 Juni 2024 08:13 WIB
Hujan Ringan Hingga Petir Akan Guyur Riau Hari Ini
Senin, 27 Mei 2024 14:15 WIB
Harga Emas Antam Naik Tipis Jadi Rp 1,327 Juta Per Gram, Harga Buyback Rp 1,213 Juta Per Gram
Sabtu, 12 Agustus 2023 19:36 WIB
Menteri Bahlil Puji Optimalisasi Penggunaan Energi di Wilayah Operasional PT RAPP
Kamis, 30 Mei 2024 05:44 WIB
Olympiakos Vs Fiorentina: Menang 1-0, Thrylos Juara Conference League
Selasa, 13 Februari 2024 19:49 WIB
Hadirkan Layanan Broadband Terdepan, Telkomsel Siap Sukseskan Pemilu 2024
Senin, 22 Januari 2024 19:03 WIB
Pengawas TPS Harus Jaga Nama Baik Bawaslu dan Pahami Regulasi Pungut Hitung
Rabu, 28 Februari 2024 19:13 WIB
Telkomsel dan Ericsson Berkolaborasi Perkuat Pengembangan Evolusi 5G dan Dukung Indonesia Capai Target Nol Emisi Karbon
Selasa, 21 Mei 2024 05:20 WIB
Sempat Tertinggal 3 Gol, Juventus Paksa Bologna Berbagi Poin
Rabu, 31 Januari 2024 15:06 WIB
Bawaslu Pekanbaru Imbau Pengawasan Pemilu di Kecamatan se-Pekanbaru di Tingkatkan
Minggu, 14 Januari 2024 14:35 WIB
Bawaslu Pekanbaru Wanti-wanti Caleg dan Parpol Beri Bantuan ke Korban Banjir
Selasa, 02 Januari 2024 14:20 WIB
Sinergi Polresta dan Bawaslu Pekanbaru Siapkan Langkah Hukum Pelanggaran Pemilu
Sabtu, 27 Januari 2024 14:59 WIB
Bawaslu Pekanbaru Ikuti Raker Teknis Sosialisasi dan Implementasi Perbawaslu dan Produk Hukum Non Perbawaslu
Sabtu, 25 Mei 2024 09:26 WIB
Virus Flu Burung Terdeteksi pada Daging Sapi di AS, Amankan Dikonsumsi?
Selasa, 26 Maret 2024 10:03 WIB
Safari Ramadan di Rangsang Pesisir, Asmar ingatkan Bahaya Karlahut
Rabu, 03 Januari 2024 11:09 WIB
Bawaslu Pekanbaru Ungkap Banyak APK Caleg Disobek, Tapi Tak Mau Lapor
Kamis, 30 Mei 2024 17:52 WIB
Sosialisasi PSN PTPN Group Dukung Percepatan Hilirisasi dan Swasembada Pangan
Jum'at, 15 Maret 2024 19:00 WIB
FOX Hotel Pekanbaru Hadirkan "Kampuang Babuko" selama Bulan Ramadan
Senin, 05 Februari 2024 15:55 WIB
Gelar Rapat Evaluasi, Misbah Pastikan Upaya Proses Penyelesaian Sengketa Dilakukan dengan Baik dan Cepat
Senin, 27 Mei 2024 06:52 WIB
Hasil Liga Italia: Inter Milan dan Lazio Tutup Musim dengan Hasil Imbang
Kamis, 25 April 2024 12:02 WIB
Evaluasi Kinerja untuk Pilkada 2024, Puluhan Panwascam se-Pekanbaru Serahkan Berkas Pendaftaran
Senin, 12 Februari 2024 15:43 WIB
Hari Kedua Masa Tenang, Bawaslu Pekanbaru Tertibkan 20.000 APK
Jumat, 29 September 2023
Komisi II Usul Kementerian ATR/BPN dan KLHK Kolaborasi Selesaikan Redistribusi Tanah
Jumat, 29 September 2023
Setjen DPR Berikan Perhatian Terhadap Pensiunan Melalui P3S
Kamis, 28 September 2023
TikTok Shop Cs Dilarang, Ketua DPR Berharap Aturan Baru Ciptakan Keseimbangan Pasar Digital dan Konvensional
Kamis, 21 September 2023
Ancaman DBD Meningkat, Puan Dorong Sosialisasi Masif Tekan Risiko Kematian
Berita Pilihan
Selasa, 26 April 2022
DPRD Dukung Pemprov Riau Tindak Tegas PKS Nakal, Kalau Melanggar Cabut Izin !
Selasa, 26 April 2022
Polemik Rotasi AKD DPRD Riau, Sugeng Pranoto: Hari Kamis Paripurna
Selasa, 26 April 2022
Sikapi Turunnya Harga Sawit di Riau, Ini Upaya Gubri
Selasa, 26 April 2022
CPNS dan PPPK Baru di Rohul Dipastikan Tak Terima THR, Ini Sebabnya...
Selasa, 26 April 2022
Sambut Mudik Lebaran, HK Operasikan 2 Ruas JTTS, Termasuk Tol Pekanbaru-Bangkinang
Senin, 28 Maret 2022
Ibu Muda Ini Ditangkap Polisi Usai Simpan Narkotika di Kandang Anjing
Minggu, 27 Maret 2022
Polda Riau Tingkatkan Kasus Jembatan Selat Rengit Meranti ke Penyidikan
Selasa, 26 April 2022
PPKM Level 2 Kota Pekanbaru Berlanjut hingga 9 Mei
Selasa, 26 April 2022
Parisman: 10 Tahun Visioner yang Menenggelamkan Pekanbaru
Topik
Selasa, 07 November 2023
Riau Terima Penghargaan Bhumandala Award 2023
Senin, 12 Desember 2022
Kapolda Riau Resmikan Kantor Pelayanan Terpadu Polres Rohil di Bagansiapiapi
Selasa, 08 Januari 2019
Penerimaan Pajak Air Tanah Pekanbaru 2018 Meningkat
Minggu, 06 Januari 2019
Mega Training 'Magnet Rezeki'
Minggu, 02 Juni 2024
PKD se-Kecamatan Pekanbaru Kota Resmi Dilantik, Yandi : Jaga Integritas
Sabtu, 01 Juni 2024
M Arsya Fadhillah Terpilih Aklamasi Jadi Ketum BPC HIPMI Kabupaten Bengkalis
Sabtu, 01 Juni 2024
MODENA Hadirkan Berbagai Produk Unggulan di SKY HOME Elektronik di Bagan Batu
Sabtu, 01 Juni 2024
Aryaduta Pekanbaru Hadirkan Makanan Khas Sumatera Barat dalam Program Sap7a Rasa
Rabu, 22 Mei 2024
Budaya 'Tumpuk Tengah', Kebiasaan Baik yang Viral di Media Sosial
Rabu, 22 Mei 2024
Sejarah Vape Pertama di Indonesia dan Perkembangannya
Minggu, 07 April 2024
Pererat Silaturahmi, Siwo PWI Riau Gelar Buka Bersama BJB dan PSSI
Kamis, 04 April 2024
5 Ide Resep Masakan Pakai Rice Cooker, Cocok untuk Anak Kos!
Kamis, 02 Maret 2023
Wadah Menyalurkan Bakat, Ketua DPRD Riau Yulisman Hadiri Festival Musik Akustik di SMA Negeri 1 Pasir Penyu Inhu
Rabu, 01 Maret 2023
Rapat Paripurna, DPRD Provinsi Riau Umumkan Reses Masa Persidangan I Tahun 2023
Selasa, 28 Februari 2023
Kunjungi Kemendikbud, Komisi V DPRD Riau Bahas Persoalan PPDB
Kamis, 23 Februari 2023
Disdik Gelar Pelatihan Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bagi Guru SD Se-Kota Pekanbaru
Selasa, 28 Mei 2024
5 Rekomendasi Laptop Lenovo 5 Jutaan, Cocok untuk Pelajar!
Jumat, 17 Mei 2024
Topup Diamond FF Murah Solusi Hemat untuk Gamer Free Fire
Jumat, 17 Mei 2024
Top Up PUBG untuk Pemula: Panduan Lengkap dan Langkah-Langkah Mudah
Kamis, 25 April 2024
Rekomendasi HP Samsung Terbaik di Harga 2 Jutaan, Apa Saja?
Selasa, 28 Mei 2024
Solusi Chatbot WhatsApp untuk Industri Kesehatan dan Layanan Medis
Selasa, 21 Mei 2024
Tips Memilih Klinik Gigi yang Tepat untuk Anda dan Keluarga
Kamis, 18 April 2024
Ini Dia Manfaat Merawat Gigi, Yuk, Kunjungi Klinik Gigi Terdekat Sekarang!
Kamis, 22 Februari 2024
Pemula di Dunia Yoga? Inilah Panduan Cara Memilih Matras Yoga yang Tepat
Sabtu, 01 Juni 2024
Dua Anak Riau Raih Gelar Sarjana di Kota Para Wali, Yaman
Kamis, 30 Mei 2024
Tingkatkan Kolaborasi Akademik dan Inovasi Internasional FT UMRI Kunjungi Universiti Teknikal Malaysia Melaka
Rabu, 29 Mei 2024
UIR Gelar Student Fair, Bantu Calon Mahasiswa Pilih Prodi
Minggu, 26 Mei 2024
ADP Peringati Harlah Ke-3, Transformasi dan Kontribusi bagi Dunia Akademik
Rabu, 03 Mei 2023
Kompilasi Semarak Silaturahmi Satu HATI, CDN Bangkinang Santuni Anak Yatim
Rabu, 05 April 2023
Safari Ramadan, PT Musim Mas Salurkan Paket Sembako untuk Anak Yatim dan Fakir Miskin
Selasa, 04 April 2023
Telkomsel Siaga Rafi Sumbagteng Salurkan CSR untuk Panti Jompo bersama Dompet Dhuafa Riau
Jumat, 03 Maret 2023
Tingkatkan Kesehatan dan Budaya Lokal, Bank Mandiri Serahkan Bantuan ke Posyandu dan Grup Rebana
Jumat, 09 Februari 2024
Lika-liku 7 Perjalanan Asmara Ayu Ting Ting hingga Tunangan dengan Anggota TNI
Minggu, 28 Januari 2024
Huh Yunjin Bak Sehati Dengan Han So Hee Kala Cuma Pakai Dalaman Di Trailer LE SSERAFIM
Sabtu, 27 Januari 2024
Gigi Hadid dan Bradley Cooper Tak Sungkan Perlihatkan Kemesraan
Rabu, 24 Januari 2024
Park Ji-hyun Ungkap Persiapan Membinangi Drama Terbarunya
Terpopuler
01
Sabtu, 01 Juni 2024 11:40 WIB
Mulai Hari Ini Tarif Parkir Pasar Tradisional Pekanbaru Rp1.000, Jangan Mau Bayar Lebih
02
Selasa, 28 Mei 2024 19:17 WIB
Kunker ke Riau, Presiden Dijadwalkan Resmikan Jalan Tol Bangkinang-XIII Koto Kampar
03
Rabu, 29 Mei 2024 16:41 WIB
Segerakan Ganti Rugi, IPAL Data Semua Warga Terdampak Proyek
04
Senin, 27 Mei 2024 20:33 WIB
Rencana Relokasi Bandara SSK II Pekanbaru ke Siak, Bupati Alfedri Bilang Begini
05
Selasa, 28 Mei 2024 19:51 WIB
30 Peserta Lulus Seleksi Administrasi Asesmen 4 Jabatan Eselon II Pemprov Riau, Ini Nama-namanya
Foto
Rabu, 09 Oktober 2019
Jadi Pimpinan DPRD Siak Dari Partai PAN, Ini Sosok Fairuz
Rabu, 09 Oktober 2019
Indra Gunawan Akan Berjuang Untuk Masyarakat dan Loyal Terhadap Partai
Rabu, 09 Oktober 2019
Ternando Jadi Anggota DPRD Siak Termuda dan Suryono Terpilih Dengan Suara Terkecil
Rabu, 09 Oktober 2019
Reaksi Pimpinan DPRD Siak Terkait PTPN V Buang Limbah Sembarangan
Senin, 14 Agustus 2023
Pengurus Masjid Nurul Ikhlas Kubang Minta Tunjuk Ajar ke Wagubri
Sabtu, 12 Agustus 2023
Gebyar Kandis Bersholawat Bakal Dihadiri Ribuan Jemaah NU
Senin, 31 Juli 2023
Mualaf Riau Butuh Pembinaan, Begini Caranya...
Sabtu, 29 Juli 2023
Mantan Wawako Pekanbaru, Ayat Cahyadi Turut Saksikan Pengukuhan Pengurus Masjid Al-Hamidah Rejosari
Selasa, 30 April 2024
Kepala BKPSDM Pekanbaru Ucapkan Selamat Atas Penabalan Gelar Adat Kepada Kajati Riau
Senin, 29 April 2024
Kepala BKPSDM Pekanbaru Apresiasi Pekanbaru Juara Umum Gelaran MTQ Tingkat Provinsi Riau
Senin, 29 April 2024
Sekretaris Dinas LHK Kota Pekanbaru Hadiri Rapat SABER Pungli 2024
Jumat, 26 April 2024
Penerimaan CPNS dan PPPK Pekanbaru Dapat Persetujuan Prinsip dari Kemenpan RB
Indeks Berita