Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Rokan Hulu versi Syahril Abu Bakar H Suparman
|
ROHUL (CAKAPLAH) -- Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Rokan Hulu versi Syahril Abu Bakar H Suparman, mengaku tidak akan mempermasalahkan Balai Adat LAMR Rohul yang kini diduduki Pengurus LAMR Rohul H Zulyadaini.
"Balai adat itu tidak perlu dipermasalahkan, itu milik adat. Maka mari kita buktikan kalau mereka (LAMR Rohul Zulyadaini-Red) merasa memiliki kantor itu silahkan. Tidak perlu ribut-ribut merebut kantor balai adat," cakap Suparman.
Mantan Bupati Rohul itu mengatakan, sebagai orang yang beradat ada aturan adat yang harusnya menjadi pedoman. Suparman juga mempertanyakan, apakah selama ini gedung LAMR Rohul itu difungsikan sebagaimana mestinya di era kepengurusan H. Zulyadaini
"Dimana pun kita berada kalau kita ingin beradat ada aturan adat yang jadi pedoman tidak mesti ada kantor. Ternyata selama ini kantor itu berfungsi ndak? Ini yang perlu dipertanyakan. Yang dibutuhkan Rohul saat ini adalah meningkatnya kewibawaan adat meningkat sering perkembangan zaman," ujarnya.
Mantan Bupati Rohul itu kembali menegaskan, motivasinya maju menjadi Ketua LAMR Rohul adalah untuk memperbaiki karut marut di tubuh LAMR Rohul. Ia menegaskan akan membuktikan, janjinya mengembalikan marwah LAMR Rohul serta membesarkan adat sehingga menjadi tuan di negerinya sendiri.
Suparman juga mengaku prihatin melihat adat istiadat Rohul yang terpecah belah seperti sekarang ini. Ia mengaku iri terhadap suku bangsa lain yang justru semangat membangun. Kelembagaan organisasi adat mereka.
"Saya lebih hormat kepada saudara dari suku lain. Mereka semangat membangun kelembagaan dan organisasi adat mereka sementara kita berpecah belah. Dimana pemikiran dan kekayaan adat kita? Hanya mau berpecah belah? Sementara saudara kita di IKJR misalnya, mereka sepakat berhimpun membesarkan lembaga mereka," ujarnya.
Suparman kembali menegaskan sebelum Musda digelar, dirinya tidak menutup diri dengan pihak lain (Zulyadaini), karena menyadari adat itu adalah musyawarah.
Bahkan, dia mengaku bersedia datang ke Musda Versi H. Zulyadaini atau mengundang H. Zulyadaini ke Musda V yang ia taja demi memberikan contoh Rokan Hulu punya adat istiadat yang baik. Namun sayangnya permintaan itu tak direspon oleh kubu H. Zulyadaini.
"Bagi kami dalam Musyawarah ini bukan saling menunjukkan kekuatan, kita damai kita musyawarah mufakat membesarkan kelembagaan. Bukan saling membuat tandingan, kita akan buktikan kekuasaan tidak bisa mengatur lembaga adat kita," tutupnya.***
Penulis | : | Ari |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Peristiwa, Kabupaten Rokan Hulu |