PEKANBARU (CAKAPLAH) - Siang ini panas Kota Pekanbaru terasa lebih menyengat. Di layar smartphone tampak suhu mencapai 32°C. Namun tak jarang suhunya bahkan bisa mencapai 35°C.
Bagi warga yang sudah lama tinggal di Pekanbaru, hal ini sudah biasa. Namun bagi mereka yang baru menginjakkan kaki di Bumi Melayu, tak jarang ini dikeluhkan.
Namun kondisi geografis Riau yang lebih sering panas ini menjadi berkah bagi sebagian orang. Mereka yang berjuang mengais rezeki untuk bertahap hidup menjadikan kondisi tersebut peluang usaha. Salah satunya dengan berjualan Es Teh Jumbo yang sekarang marak di kota berjuluk Kota Bertuah itu.
Di bawah teriknya matahari, perjuangan seorang mahasiswi berusia 25 tahun, Cikal Citra Annisa, muncul sebagai sosok tangguh berjuang menggapai cita-cita sembari berjualan Es Teh Jumbo untuk menopang hidup.
Diantara derasnya kegiatan kota, Es Teh Jumbo menonjol sebagai penyelamat bagi mereka yang merindukan kesegaran. Citra, sebagai sosok yang tak kenal lelah, mengambil langkah berani memulai usaha es teh jumbo di pinggir jalan. Tidak sekadar minuman, setiap gelas Es Teh Jumbo yang ia sajikan mengandung harapan dan ketekunan yang luar biasa. Satu cup Es Teh Jumbo original dijual seharga Rp4.000, sedangkan varian rasa Es Teh Hijau Rp5.000.
Usahanya bukanlah impian yang datang begitu saja. Sebelum menjalankan bisnis ini, Citra berusaha dengan menjual buah matoa dari pohon di rumahnya, namun usahanya itu tak memberikan hasil yang diharapkan. Namun demikian, ketekunan dan semangatnya tidak surut. Dia beralih ke es jagung Hawaii, sebelum akhirnya memutuskan untuk menambah varian dengan es teh jumbo yang kini sedang menjadi tren di Pekanbaru.
“Awalnya iseng buat nambah-nambah uang jajan, jadinya keterusan sampe sekarang,” ujar Citra saat berbincang dengan CAKAPLAH.com, Rabu (24/4/2024).
Kendati tengah sibuk dengan skripsi, Mahasiswi tingkat akhir di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau ini tetap semangat menjalankan usahanya. Bersama sang ibu tercinta, dia menempuh perjalanan yang penuh tantangan, namun tak pernah lelah dalam menghadapinya.
Pendapatan harian yang rata-rata mencapai Rp200 ribu hingga Rp300 ribu memberinya semangat ekstra untuk terus berjuang membantu keluarganya.
Dalam kebahagiaan kesederhanaan itu, Citra merasa bangga dapat membayar biaya kuliahnya sendiri dalam setahun terakhir. Karena setiap bulannya, rata-rata dia bisa mengumpulkan uang Rp6 jutaan hingga Rp8 jutaan dari penjualannya. Tegrantung cuaca.
Di balik keberhasilannya, terdapat cerita perjuangan yang menginspirasi.
“Dulu belum bisa ngasi orang tua uang, sekarang udah bisa bantu sedikit, dulu uang jajan masih minta, sekarang udah gak pernah minta lagi, mungkin bedanya sekarang udah jarang main sama teman buat ngumpul-ngumpul, sayang aja kalau jualan ini sehari libur,” tutur Citra.
Dibalik cerita kesuksesannya, Citra menghadapi tantangan besar. Berjualan di pinggir jalan membawa risiko tersendiri, terutama dengan banyaknya debu yang terbang akibat lalu lintas kendaraan. Namun, semangatnya tak padam. Kini, usahanya telah berkembang pesat, bahkan berhasil membuka cabang baru di tempat yang berbeda.
Kisah perjuangan Citra bukanlah satu-satunya. Di Pekanbaru, banyak individu lain yang juga berjuang untuk menggapai mimpi mereka lewat jualan es teh jumbo. Seperti Bu Yuli yang menjual es teh di depan SD Jl. Pepaya, serta Ardi yang berinisiatif membuka usaha es teh sampingan dari rental PS-nya.
Dari sini terlihat, di balik setiap gelas es teh yang disajikan, terdapat kisah perjuangan yang luar biasa.
Kisah-kisah ini menggambarkan semangat dan keberanian para pengusaha kecil yang tak kenal lelah dalam menghadapi kerasnya persaingan bisnis. Dan di balik gelas es teh yang segar, terdapat harapan akan masa depan yang lebih baik, bagi diri mereka dan keluarga yang mereka cintai.
Penulis | : | Dina/Bunga |
Editor | : | Unik Susanti |
Kategori | : | Kota Pekanbaru, Riau, Serba Serbi |