(CAKAPLAH) - Ibarat perjodohan yang menghajatkan adanya suatu kecocokan atau ikatan kuat spritual, emosional dan material antara sepasang lelaki dan perempuan yang kemudian memuluskan langkah ke jenjang ikatan pernikahan, maka demikian juga idealnya antara sebuah kota dengan warganya.
Suatu ikatan yang kuat antara kota dan warganya yang akan dapat menghantarkan suatu tatanan kehidupan kota yang berkualitas pada masa kini dan masa yang akan datang. Suatu ikatan yang dapat terpatri dari lubuk hati dalam yang akan senantiasa langgeng dan lestari di dalam mengharungi lika-liku dinamika kehidupan. Seperti halnya sepasang suami-istri yang telah mengikrarkan janji setia di hadapan wali/penghulu dan para undangan ketika akad nikah dilangsungkan.
Namun, dalam realitas kehidupan janji setia ada juga yang tidak sampai lestari dan langgeng hingga akhir hayat, ada yang berpisah di tengah jalan, di awal jalan bahkan di penghujung jalan. Bagaimanapun, persentase yang langgeng dan setia hingga akhir hayat jauh lebih banyak jumlahnya. Artinya, chemistry yang ada ketika janji setia pada akad nikah masih lebih terikat dengan kuat secara fitrahnya. Jikapun chesmetry awalnya kurang kuat, mungkin karena diperjodohkan atau susah mendapatkan jodoh, lama-lama juga dapat dipertautkan dan mengkristal sebagai sepasang suami-istri ideal. Cinta dan ikatan kimia tersebut dapat diperkuat dan dipupuk kata orang bijak ada benarnya. Begitu juga seharusnya sebuah kota, harus ada chemistry yang kuat antara kota dan warganya. Ada yang menyebutkan dengan kohesi sosial, integritas sosial dan yang semacamnya.
Sayangnya, justru semakin banyak warga kota yang marah dan cemberut melihat kotanya sendiri. Muak, bosan dan bahkan ada yang sampai putus asa tinggal di dalamnya. Sebahagian yang tidak tahan berhijrah ke tempat lain, namun ada juga yang tak mampu lagi lari dari kotanya dan tinggal di kota tersebut menghabiskan hari tuanya dengan perasaan menerima tapi tak rela. Suatu hal yang sangat ironi dengan kegemerlapan, kemegahan dan kemajuan kehidupan kota dibandingkan pedesaan yang banyak digambarkan oleh manusia.
Mengapa ada warga kota yang cemberut dan marah dengan kotanya? Yang paling utama, karena kota tersebut tidak lagi dapat untuk membahagiakan (happines) kualitas kehidupan warganya, khususnya kehidupan dasar manusia; makan, minum, tempat tinggal, kesehatan dan pendidikan. Pekerjaan bukannya tidak ada, tapi gaji yang diterima tidak mencukupi untuk kebutuhan dasar layaknya manusia hidup di era modern. Jalan dan kendaraan bermotor bukan tidak ada, namun kemacetan lalu lintas menimbulkan tegang urat saraf dan menguras energi di jalanan. Sekolah dan perguruan tinggi bukan tidak ada, namun biaya yang tidak terjangkau menjadi halangan. Begitu juga halnya dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit dan klinik pemerintah yang kerap menjadi umpatan dan sumpah serapah warganya, baik pelayanan yang amburadul, obat-obatan yang tidak berkualitas hingga peralatan yang minim.
Jika mau mendapatkan pelayanan prima harus ke rumah sakit atau klinik swasta yang masih menjadi barang mewah bagi kelompok masyarakat menengah ke bawah. Baru mau berobat atau mau operasi sudah ditanya deposit dan siapa penjaminnya.
Keseimbangan Pembangunan Manusia dan Material
Jadi, bagaimana supaya senantiasa ada chemistry yang baik antara kota dan warganya? Idealnya, harus ada keselerasan dan keseimbangan antara pembangunan kualitas sumberdaya manusia (SDM) dan fisik suatu kota. Kedua-duanya saling berkelindan dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Secara teoritis, kualitas SDM semestinya yang harus lebih diprioritaskan di dalam pembangunan kota. Sebab, yang akan menggerakkan dan menjalankan aktivitas di perkotaan adalah manusianya atau warga kota itu sendiri. Hakikatnya juga, pembangunan itu adalah dari, oleh dan untuk warga kota itu sendiri.
Kualitas SDM harus dibenahi secara gradual dan bertahap, karena hasilnya tidak dapat instan. Investasi SDM adalah investasi jangka panjang yang kurang diminati oleh para ahli politik yang cenderung berpikir untuk kepentingan praktis dan pragmatis lima tahunan ajang pilkada dan pemilu. Ini jadi momok dan kendala lainnya di era demokrasi global ala Indonesia masa kini. Kepentingan pembangunan terpasung dan dibajak oleh kepentingan syahwat politik lima tahunan.
Jika kualitas SDM unggul dapat terbentuk, maka akan dapat diwujudkanlah ungkapan Presiden John F Kennedy yang terkenal itu “jangan tanyakan apa yang negara ini berikan kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan untuk negaramu”. Ungkapan indah dan filosofi ini mustahil akan dapat diterjemahkan oleh suatu kelompok masyarakat dengan SDM yang berada di bawah rata-rata. Dimana SDM yang seperti ini masih berorientasi hanya untuk dirinya sendiri. Bahkan dirinya sendiri saja belum lagi selesai.
Untuk kepentingan praktis dan kekinian kita juga tidak dapat menunggu hasil pembangunan SDM melalui hasil pendidikan jangka panjang. Sejatinya semuanya berjalan seiring dan serentak dengan pembangunan fisik dan ekonomi.
Pembangunan fisik dan penataan kota yang baik dan teratur diyakini akan dapat membantu kualitas kehidupan warga kota. Seperti pembangunan infrastruktur dasar (jalan, listrik, air bersih, kesehatan dan pendidikan ) yang mencukupi dan berkualtias akan turut menceriakan kehidupan warga yang diimpit oleh tekanan ekonomi.
Demikian juga pembangunan ekonomi yang berkualitas yang dapat dinikmati secara proporsional dan berkeadilan oleh seluruh lapisan masyarakat juga diyakini akan dapat dapat membahagiakan warga kota yang juga akan terus senantias menghadapi berbagai kemelut dan permasalahan kompleks hidup di kota.
Namun, jika pembangunan kualitas SDM dan fisik serta ekonomi telah dipadu-padankan dengan tepat dan seimbang, chemistry antara kota dan warganya diyakini tidak akan pernah luntur dan tergadai. Ibarat sepasang suami-istri ideal, yang senantiasa rukun dan damai dalam suka dan dukanya, sehidup-semati. Justru kedukaan dan kepahitan hidup menjadi obat dan penambah kekuatan cinta dan ikatan. Semoga.
Penulis | : | Dr. Apriyan D Rakhmat, M.Env, Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Islam Riau |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Cakap Rakyat |