PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ratusan kader Ansor dan Penyuluh Agama Islam se-Riau mengikuti Halaqoh Kebudayaan bertajuk "Kearifan Melayu & Khazanah Nahdlatul Ulama: Sebuah Titik Temu" di Rumah Toleransi Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Riau, Senin (1/4/2024).
Kegiatan ini dihadiri oleh kader Ansor Riau di Pekanbaru, Pimpinan Cabang (PC) Ansor Kabupaten/Kota, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Riau, badan otonom (Banom) NU seperti IPNU, ISNU, Fatayat, Pergunu, dan kepala madrasah negeri di Pekanbaru dan Kampar. Lebih dari 200 peserta dari kader Ansor Riau dan penyuluh agama Islam di lingkungan kantor wilayah (Kanwil) Kemenag Riau juga mengikuti kegiatan ini secara virtual melalui zoom meeting.
Ketua PW GP Ansor Riau, H Purwaji, yang diwakili oleh Muhtarom selaku Wakil Ketua, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat konsolidasi keluarga besar Ansor Riau dan menegaskan kebudayaan Melayu sebagai bagian dari identitas nasional dan titik temunya dengan khazanah Nahdlatul Ulama.
"Sesudah maghrib nanti, sambil menikmati santap berbuka bersama, lampu colok di depan komplek rumah toleransi Ansor Riau ini dinyalakan sebagai wujud penjagaan tradisi Melayu. Puncaknya nanti di malam tujuh likur atau malam 27 Ramadhan. Eksistensi Ansor adalah untuk menjaga Ulama, NU dan NKRI," cakapnya.
Plt Kakanwil Kemenag Riau Dr. H. Muliardi MPd memberikan apresiasi terhadap kegiatan halaqoh kebudayaan ini.
"Semoga ada serial selanjutnya kegiatan diskursus titik temu antara kebudayaan dan khazanah ke-NU-an ini. Karena adaptif terhadap kebudayaan merupakan salah satu indikator penting dalam nilai moderasi beragama. Program penguatan moderasi beragama ini menjadi salah satu dari tujuh program prioritas Kementerian Agama dibawah komando Gusmen H. Yaqut Cholil Qoumas," ujar Dr H Muliardi.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil (Ketua DPH LAM Riau), Imam Hanafi, MA (Akademisi dari ISAIS UIN Suska Riau), dan Masdarudin, MAg (Ketua PCNU Kab. Bengkalis). Dr. Abdul Malik dari pengurus PW Ansor Riau didapuk memandu kegiatan tersebut, bersama dengan Khoirul Huda, SSos, MA, Ketua PC Ansor Indragiri Hilir sebagai moderatornya.
Halaqoh ini membahas tentang titik temu antara kebudayaan Melayu dan khazanah Nahdlatul Ulama.
"Terlalu banyak titik temu antara kebudayaan Melayu dan khazanah Nahdlatul Ulama, sehingga mencari titik beda atau pisahnya menjadi diskursus yang juga harus didialogkan," ujar Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil.
"Al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah. Melestarikan tradisi lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik," papar Masdarudin MAg, Ketua PCNU Bengkalis yang menjadi narasumber juga pada kegiatan tersebut.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman kader Ansor dan penyuluh agama Islam tentang kebudayaan Melayu dan khazanah Nahdlatul Ulama, serta memperkuat peran mereka dalam menjaga tradisi dan nilai-nilai keagamaan di tengah masyarakat.
Penulis | : | Azumar |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Serantau |