(CAKAPLAH) - Dua mumi ditemukan di sebuah kota kuno di Mesir, Oxyrhynchus. Kedua mumi tersebut juga memiliki keunikan berupa lidah emas.

Menurut Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir dalam sebuah unggahan di Facebook, kedua mumi tersebut ditemukan bersama 18 mumi lainnya di dua makam berbahan batu kapur.

Makam tersebut diperkirakan berasal dari periode Romawi Mesir antara 29 SM sampai 641 M seperti dilansir dari All Thats Interesting, Sabtu (13/1/2024).

Dalam tradisi Mesir Kuno, menempatkan lidah emas di bawah mulut mumi dilakukan agar roh dari mumi tersebut dapat berbicara dengan dewa kematian Mesir, Osiris. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Direktur Misi Arkeologi di Oxyrhynchus, Esther Pons Mellado dan Maite Mascort.

"Orang-orang Mesir menyematkan lidah emas untuk mengembalikan fungsi vital kepada orang mati dan juga agar tubuh tetap utuh di akhirat. Bagi orang Mesir, emas adalah daging para dewa," ungkap mereka.

Identitas kedua mumi tersebut tidak diketahui. Walau begitu, kedua mumi tersebut diyakini berasal dari kalangan yang kaya dan termasuk 'orang penting' karena dalam metode pengawetan kedua mumi tersebut, lidah mereka disepuh dengan emas.

Selain kedua mumi tersebut, peneliti juga menemukan beberapa halaman papirus yang ditulis dengan bahasa Yunani sampai patung dewi kesuburan Mesir, Isis.

"Ini adalah pertama kalinya kami menemukan di Oxyrhynchus terra cotta dengan gambar Isis-Aphrodite dan pertama kali potongan-potongan muncul di area ini Mesir tengah," tambah Eshter dan Mascort.

Mereka juga menyebut bahwa Oxyrhynchus merupakan kota yang sangat berpengaruh di peradaban kuno, bahkan kota ini merupakan kota kedua di Mesir setelah Alexandria.

"Oxyrhynchus pernah menjadi kota yang sangat berpengaruh di dunia kuno. Oxyrhynchus adalah kota kedua Mesir setelah Alexandria. Ada hubungan bisnis dan budaya yang hebat antara kedua kota ini," jelas mereka.

Situs Oxyrhynchus mewakili periode peradaban Yunani dengan Romawi Mesir. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya banyak ikon Mesir dan Yunani. Periode ini dimulai saat Alexander Agung menaklukan Mesir pada 332 SM.