(CAKAPLAH) - Hubungan militer Rusia dan Iran telah terjalin sejak Uni Sovyet masih berdiri. Seiring dengan runtuhnya Uni Sovyet, praktis kekuatan militer berganti dengan Rusia sebagai penerus dari Uni Sovyet. Iran merupakan sekutu Rusia di kawasan Timur Tengah, sebagai penyeimbang dari kekuatan Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah.
Serangan balasan Iran ke Israel telah mengubah posisi keamanan dan geostrategis Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah. Praktis tidak ada negara negara di Timur Tengah yang berani menyerang Israel secara langsung kecuali Iran dan ini akan membuka konflik di kawasan Timur Tengah yang masih berkonflik khususnya Israel dan Hamas (Palestina). Serangan Iran ke Israel merupakan serangan balasan sebagai upaya membela diri Iran yang sebelumnya, Israel menyerang Konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
Serangan Iran ke Israel membuka kemungkinan akan terjadinya konflik terbuka antara Arab dan Israel dan dikhawatirkan akan memicu perang dunia ke-3. Tentu Iran menyerang Israel di dasarkan kepada Piagam PBB pasal 51 yang berbunyi “tidak ada ketentuan dalam piagam ini yang dapat mengurangi hak membela diri yang melekat pada individu atau kolektif jika terjadi serangan bersenjata terhadap anggota PBB, sampai Dewan Keamanan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Tindakan-tindakan yang diambil oleh anggota PBB dalam melaksanakan hak membela diri ini harus segera dilaporkan kepada Dewan Keamanan dan berdasarkan piagam ini tidak akan mempengaruhi wewenang dan tanggung jawab Dewan Keamanan untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk memelihara atau memulihkan perdamaian dan keamanan internasional kapan pun juga”
Diawali oleh serangan tentara Israel ke Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April yang lalu yang menyebabkan 7 personil Iran meninggal dunia yang 2 diantaranya panglima militer Garda Revolusioner Islam Iran. Berserang 2 pekan setelah itu, Iran berjanji untuk membalas atas serangan militer Israel tersebut. Tulisan ini mencoba mengamati aliansi militer Rusia-Iran yang sudah terjalin sejak tahun 2015 dengan perjanjian kerjasama militer diantara ke dua negara. Rusia sangat berkepentingan di kawasan Timur Tengah dalam rangka menjaga keseimbangan dengan kekuatan Amerika Serikat yang memiliki kepentingan dengan Israel. Oleh sebab itu, Rusia akan terus menjalin hubungan dengan Iran dalam rangka menjaga stabilitas keamanan regional di kawasan tersebut. Dan tepat pada 14 April dini hari militer Iran menyerang Israel dengan lebih kurang 300 Drone tanpa awak, rudal dan senjata Artileri berupa peluru kendali yang sebagiannya merupakan bantuan dari Rusia dalam kerjasama militer yang sudah terjalin dalam perjanjian militer ke dua negara yaitu Rusia dan Iran.
Tentu serangan Iran ke Israel menandakan awal perang di kawasan Timur Tengah. Moskow dan Teheran telah bersepakat melakukan kerjasama dalam membangun persenjataan bagi Iran seperti pabrik drone di Rusia yang dapat memproduksi ribuan drone per tahun. Rata rata Drone yang digunakan oleh Iran untuk menyerang Israel merupakan produksi dari Rusia sebagai mitra aliansi militer Rusia dan Iran. Selain drone, Rusia dan Iran juga bekerjasama dalam pembuatan jet tempur militer canggih, helikopter, dan sistem pertahanan udara.
Iran dan Rusia memiliki sejarah panjang dalam bekerja sama melawan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat. Tentu Iran yang selama ini dikatakan sebagai Pro Palestina dan Lebanon tentu menjadi harapan untuk menghadapi Israel yang selama ini didukung dan dilindungi oleh Amerika Serikat sebagai sekutunya di Timur Tengah. Namun di sebalik dukungan Amerika Serikat ke Israel, Iran sebagai kekuatan militer di kawasan Timur Tengah juga telah menjalin kerjasama militer dengan Rusia dan China sebagai mitra untuk menghadapi Israel yang didukung oleh Amerika Serikat.
Tahun 2015, Rusia dan Iran telah menandatangani perjanjian kerja sama militer yang tentu saja akan memperkuat pertahanan dan keamanan yang utama menghadapi kekuatan Israel yang juga memiliki senjata nukler. Dengan perjanjian aliansi militer antara Rusia dan Iran tentu saja ini sebagai upaya Rusia untuk memiliki pengaruh di kawasan Timur Tengah. Rusia menjadi kekuatan internasional dalam menghadapi dominasi Amerika Serikat dan sekutunya khususnya Israel di kawasan Timur Tengah.
Hubungan militer antara Rusia dan Iran sudah terjalin sejak berdirinya negara Uni Sovyet. Dengan runtuhnya Uni Sovyet dan digantikan oleh Rusia sebagai negara yang memiliki kekuataan militer yang cukup kuat di dunia, maka alinsi militer Rusia dan Iran ini akan semakin memperkuat militer khususnya bagi Iran yang sedang berkonflik dengan Israel. Aliansi yang dibangun Rusia dengan Iran tersebut sebagai upaya menjaga stabilitas regional di kawasan Timur Tengah yang terus dilanda konflik khususnya Israel dan Hamas (Palestina). Vradimir Putin dalam beberapa kesempatan menyebut bahwa aliansi militer yang dibangun dengan Iran salah satunya adalah untuk mengantisipasi dan mengimbangi strategi Amerika Serikat yang sudah berniat menambah kekuatan maritimnya kawasan di Timur Tengah. Oleh karena itulah Rusia dan Iran ingin mempertahankan hubungan dengan membentuk aliansi militer bersama.***
Penulis | : | Hasrul Sani Siregar MA, Alumni Ekonomi-Politik Internasional, IKMAS UKM, Malaysia |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Internasional, Cakap Rakyat |