Ya, Pemilu demokratis siap menang dan siap kalah memang sudah menjadi tradisi di Amerika Serikat. Setiap calon yang kalah, secara sportif mengakui kekalahan, bahkan mengakui "keunggulan" kompetitor.
Seperti yang terjadi saat ini, dimana dimasa kampanye lalu, Calon Presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton yang selalu menang dalam setiap poling, kerap berseteru dengan Donald Trump yang diusung Partai Republik.
Bahkan, Presiden Barack Obama secara terbuka menyebut Trump tidak pantas untuk Gedung Oval yang merupakan kantor kepresidenan AS. Obama pun selama berminggu-minggu jelang pemilihan, berkampanye dengan agresif untuk Hillary sebagai sesama politisi dari Partai Demokrat.
Namun, disaat pemilihan presiden dimulai hingga usai, dunia dikejutkan atas hasil Pemilu AS, dimana justru Trump yang tak diunggulkan meraih dukungan terbanyak.
Meski sempat berseteru selama kampanye dan diunggulkan dijajak pendapat, Hillary Clinton secara tegas menerima hasil ini dengan memberi selamat kepada Trump.
Tak hanya Hillary, Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga menyampaikan ucapan selamat kepada presiden terpilih, Donald Trump. Bahkah, Obama rencananya akan mengundang Trump ke Gedung Putih.
Ucapan selamat tersebut disampaikan dalam pernyataan tertulis yang dikeluarkan Gedung Putih, Rabu (10/11) pagi waktu setempat. Obama rencananya akan bertemu Trump pada Kamis (10/11) waktu setempat untuk membicarakan masa transisi pemerintahan.
"Memastikan kelancaran transasi kekuasaan merupakan salah satu prioritas utama presiden pada awal tahun dan pertemuan dengan presiden terpilih merupakan langkah berikutnya," demikian petikan pernyataan tertulis Gedung Putih seperti dilansir CNN, Kamis (10/11/2016).
Sesuai jadwal yang didapat dari Gedung Putih, Obama rencananya akan berbicara soal langkah-langkah selanjutnya usai terpilihnya Trump sebagai Presiden AS pada Rabu (9/11) waktu setempat. Wapres AS Joe Biden juga direncanakan akan hadir.
Trump dipastikan menjadi Presiden ke-45 AS menggantikan Barack Obama. Publik AS dan dunia terkejut akan kemenangan sosok konglomerat ini karena sejak awal Hillary Clinton yang lebih diunggulkan.(ck1)
Penulis | : | Bhimo |
Kategori | : | Internasional |