BENGKALIS (CAKAPLAH) - Kanker serviks  dan kanker payudara merupakan salah satu penyebab  kematian perempuan. Guna menekan dan mencegah penyakit mematikan tersebut, Dinas Kesehatan melakukan Pertemuan Penguatan Sistem Deteksi Dini Kanker Serviks  dan Payudara pada Ulusia 30 s/d 50 tahun.

 

Kegiatan melibatkan seluruh UPT Puskesmas tersebut berlangsung di salah satu hotel di Bengkalis pada  Tanggal 23-25 Agustus 2022. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis Ersan Saputra TH membuka kegiatan pertemuan tersebut.

 

Pencegahan kanker serviks dan kanker payudara ini menjadi perhatian sendiri bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis. Menurut Ersan, Pemerintah melalui Dinas Kesehatan memiliki kewajiban menjaga dan melakukan pemeriksaan dini terhadap penyakit ini.

 

"Oleh karena itu kita semua memiliki kewajiban untuk menjaga dan melakukan pemeriksaan deteksi dini. Kanker serviks merupakan kanker terbanyak  yang di derita perempuan Indonesia,"ucapnya seperti disampaikan Plt Sekretaris Hermanto SKM.

 

Kanker ini berawal dari tumor ganas  yang mengenai leher Rahim yang di sebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV). Leher Rahim yang terpapar  virus HPV berpotensi  menjadi kanker dalam waktu 3-17 tahun jika tidak di lakukan pencegahan. 

 

"Deteksi dini terhadap penyakit ini dapat dilakukan  dengan test IVA (Inspeksi  Visual  dengan Asam Asetat). Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengurangi morbiditas dari penyakit  dengan pengobatan dini untuk mengetahui kelainan  pada leher sri/ terhadap kasus kasus yang ditemukan ini terbukti memberikan banyak keuntungan yaitu pemeriksaan sederhana, mudah, murah, cepat, akurat sensitifitas yang baik,"terang pria akrab disapa Eeng ini.

 

Dijelaskan, kanker payudara termasuk dalam 10 penyebab kematian  terbanyak perempuan Indonesia. Untuk  kanker payudara Deteksi Dini yang  dilaksanakan melalui pemeriksaan  Payudara Sendiri (SADARI) dan yang beresiko akan di tindak lanjuti Tenaga Medis secara klinis (SADANIS). 

 

"Idealnya skrining pada Wanita usia 35 – 40 tahun wajib di lakukan  setiap 3 tahun sekali, sedangkan Wanita yang belum menikah sangat di anjurkan untuk melakukan vaksin HPV terlebih dahulu,"cakapnya lagi.

 

Menurut WHO 490.000 perempuan di dunia setiap bulannya di diagnosa  terkena kanker serviks dan 80 % berada di negara berkembang termasuk Indonesia. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat  tentang kanker termasuk factor factor resiko  dan upaya pencegahannya masih kurang. Padahal 90 -95%  factor resiko terkena kanker berhubungan dengan prilaku dan lingkungan. 

 

"Karena itu perlu ada suatu gerakan  bersama, menyeluruh, dan berkesinambungan  untuk meningkatkan  kepedulian  masyarakat terhadap kanker terutama kanker serviks dan kanker payudara.

Dengan adanya program deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara  melalui metode pemeriksaan IVA dan SADANIS di wilayah kerja Puskesmas  dapat membantu  masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan  tentang organ reproduksi dan payudara serta pentingnya melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker servik dan kanker payudara,"pinta Eeng.

 

Melalui  pertemuan ini Sekretaris Kesehatan berharap dapat memberikan gambaran bagi UPT Puskesmas mendapatkan langkah langkah yang strategis dan kongkret untuk meningkatkan Deteksi Dini  kanker serviks dan payudara di wilayah kerja  Puskesmas.

 

"Dan meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat pentingnya Deteksi Dini kanker serviks  dan payudara sehingga dapat menekan angka kematian perempuan yang usia 30 s/d 50 tahun akibat kanker serviks dan kanker payudara,"tutupnya.