PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mendorongp produksi budidaya ikan air tawar di kabupaten kota ditingkatkan, meskipun saat ini produksi ikan tawar sudah mencapai 65.167,80 ton per tahun, dari konsumsi sebanyak 38.096,75 ton.
Sebab, jika produksi ikan tawar terus ditingkatkan, maka akan menjadi nilai ekonomis bagi petani budidaya ikan. Hanya saja untuk meningkatkan produksi tersebut, saat ini petani budidaya ikan tawar mengeluh harga pakan yang mahal.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau Yurnalis mengatakan, untuk kebutuhan pakan saat ini petani budidaya ikan tawar masih tergantung dari suplai dari daerah lain. Karena harga pakan pabrikan masih tinggi.
"Petani budidaya ikan tawar saat ini mengeluhkan mahalnya harga pakan. Di pasaran harga pakan pabrikan lebih kurang masih Rp12 ribu per kilogram," kata Yurnalis, Selasa (30/01/2024).
Menurutnya, tentu kondisi ini sangat memberatkan petani dan mengganggu produksi ikan tawar di Riau. Sebab biaya produksi ikan tawar meningkat, namun harga jual ikan tetap.
"Kalau untuk pakan mandiri yang diproduksi petani memang harganya jauh lebih murah yakni Rp5 ribu per kilogram, namun mendapatkan hasil uji kelayakan," sebutnya.
Karena itu, pihaknya tengah menjalin kerjasama dengan Universitas Riau untuk meneliti kandungan gizi dan nutrisi pakan mandiri tersebut.
"Hal ini untuk mengetahui apakah pakan mandiri itu bisa diproduksi masal atau tidak. Termasuk kandungan dari pakan itu, apakah bisa meningkatkan pertumbuhan ikan atau tidak," ucapnya.
Untuk mengatasi keluhan tersebut, tambah Yurnalis, saat ini pihaknya sedang berupaya mendatangkan pakan dari daerah lain yakni dari Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan.
"Pakan dari OKU ini lebih murah dibandingkan pakan pabrikan. Tapi ini kan untuk solusi jangka pendek, karena mereka juga memproduksi pakan mandiri. Kita belum tau juga seperti apa kualitas dan kandung gizinya bagi pertumbuhan ikan tawar," katanya.**
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Delvi Adri |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |