Irvan Nasir
|
MERANTI (CAKAPLAH) - Irvan Nasir yang merupakan abang kandung Bupati dua periode Kepulauan Meranti Drs H Irwan Nasir MSi merasa terpanggil untuk ikut Pilkada 2024. Bukti keseriusannya, dia telah mendaftar ke beberapa partai diantaranya, PKB, Nasdem, PDI-P dan PPP.
Saat berbincang-bincang dengan CAKAPLAH.com, kata Irvan Nasir yang memiliki nama asli Nazaruddin Nasir ini, jika melihat dari historis pemekaran, ada semacam cita-cita luhur yang hendak dicapai. Yaitu bagaimana pemekaran diharapkan bisa menciptakan masyarakat Kepulauan Meranti yang lebih maju dan lebih sejahtera.
Hanya saja, setelah 15 tahun berdiri menjadi kabupaten sendiri, dari tiga kecamatan jadi 9 kecamatan, dia melihat cita-cita bukan hanya tak tercapai tetapi terasa semakin menjauh dari tahun ke tahun.
"Dalam proses pemekaran itu saya cukup faham, cukup tahu walaupun agak-agak di belakang tapi saya mengikuti prosesnya, turut serta lah dalam proses itu. Artinya, dalam proses pemekaran itu kan ada semacam cita-cita luhur dari bapak-bapak kita sejak tahun 1957 dulu, bagaimana menciptakan masyarakat yang lebih maju dan lebih sejahtera. Alhamdulillah 15 tahun itu sudah tercapai, hanya saja dalam kurun waktu perjalanan 15 tahun itu kita melihat kok cita-cita dari pemekaran itu bukan hanya tidak tercapai tetapi semakin menjauh. Ini dari kacamata saya sendiri yang menilai," kata Irvan Nasir kepada CAKAPLAH.com, Sabtu (11/5/2024).
Kata lelaki yang kini berkarir di BOB Siak ini lagi, kalau berbicara terkait dengan indeks pembangunan manusia (IPM) dari tiga komponen penting, Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi Kesejahteraan, hari ini Kepulauan Meranti berada nomor buncit, nomor 12, terakhir di Provinsi Riau. Berdasarkan rilis terakhir BPS, angka kemiskinan di Kepulauan Meranti mencecah angka 23 persen.
Angka ini menjadi penyumbang kemiskinan terbesar di Riau yang jika dirata-ratakan tingkat kemiskinan di Riau ada di angka 8 persen.
"Menjadi 8 persen ini karena Meranti. Daerah lain itu sudah satu digit, kalau dibagi rata-ratanya ya kita penyumbang terbesar, angkanya sampai 20-an pula. Artinya kita di sini punya motor besar orang miskin di Provinsi Riau. Hal itu lah yang harus kita fokuskan dalam menerapkan strategi pembangunan di Meranti," ujar Irvan Nasir.
Kemudian tambah Irvan Nasir, untuk mutu pendidikan berdasarkan data yang ia punya, ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai untuk tingkat SD hanya 36 persen.
Angka itu sedikit lebih tinggi pada tingkat SMP yang berada di angka 38 persen dari yang idealnya 100 persen baik SD maupun SMP. Padahal, menurutnya, dengan usia kabupaten yang sudah 15 tahun dan ada porsi anggaran 20 persen untuk pendidikan di tiap tahun APBD, harusnya pendidikan sudah lebih baik.
"Angka ini sangat memprihatinkan, kita sudah 15 tahun mekar. Kalau bicara UU pendidikan, alokasinya 20 persen untuk pendidikan di APBD itu bukan angka main-main. Sederhana saja, misal APBD 1 triliun, berarti paling tidak Rp 200 miliar untuk pendidikan. itu satu tahun, tinggal kali kan sudah berapa tahun daerah kita ini, tapi mari kita lihat kualitas pendidikan hari ini," kata Irvan Nasir.
Selain itu disampaikan Irvan Nasir lagi, di segi kesehatan untuk melayani lebih 200 jiwa di wilayah yang secara geografis berpulau, Kepulauan Meranti hanya memiliki 1 rumah sakit tipe C, 9 puskesmas dan beberapa apotek. Fasilitas kesehatan ini dinilainya tidak memadai yang dibuktikan dengan banyaknya masyarakat Kepulauan Meranti harus dirujuk untuk mendapatkan pengobatan yang lebih maksimal.
"Saya melihat, ini nyata, banyak warga kita harus dirujuk ke RSUD di Pekanbaru, jumlahnya tak main-main. Ini membuktikan penyakit yang kita alami tidak teratasi di sini, makanya harus dirujuk," ujarnya.
"Itu belum lagi sampai di sana ternyata banyak hal dasar yang juga menjadi kendala. Seperti tak lengkap administrasinya. Hal paling dasar saja misalnya, KTP, BPJS pun tidak punya. Bagaimana ceritanya kita merujuk orang sementara hal paling dasar tidak punya, coba bayangkan. Itu saya tidak ngarang," tambahnya.
Sebagai solusi kedepan, katanya, dalam membangun Kepulauan Meranti harus melakukan pendekatan berbasis kearifan lokal.
Sejauh ini, dalam perspektif Riau, Kepulauan Meranti tidak inline dengan strategi pembangunan di provinsi. Riau sebagian besar ada di daratan memiliki paradigma pembangunan continental base management dan ini tidak bisa diterapkan di Meranti.
Sebagai wilayah berpulau Meranti harus berangkat dari paradigma yang bernama archipelago base management yang akan berbicara tentang garis pantai, pelabuhan, bencana ekologis berupa abrasi dan banjir robb.
"Kalau kita pakai pendekatan continental base management kita akan bicara panjang ruas jalan. Kita tidak bicara panjang garis pantai, tidak bicara tentang pelabuhan, tidak bercerita tentang bencana ekologis yang disebut denga abrasi dan bajir robb. Artinya, kalau kita berangkat dari pendekatan yang salah ya salah turunannya. Itu yang selama ini terjadi, saya berani berkata begitu," ujar Irvan.
"Belum lagi kalau kita bicara 93 persen tata ruang kita itu berada dalam kawasan hutan. Dimana dalam kawasan hutan ini kita tidak punya keleluasaan untuk melakukan pembangunan yang formal. Masyarakat kita cenderung memanfaatkan hutan, kalau dalam perspektif hukum itu jadi aktivitas ilegal," terangnya.
"Mari kita bicara tentang kearifan lokal, di nenek moyang kita ada istilah uang harian, uang bulan dan uang tahun. Uang harian dari usaha menoreh getah, uang bulanan dari pinang dan kelapa sedangkan uang tahunan untuk sekolah nikah dan sebagaimana dari sagu. Ini semua memanfaatkan hutan untuk lahan, bukan tindakan ilegal kalau menurut saya, itu kearifan lokal," imbuh Irvan Nasir.
Bicara tentang komponen pertanian itu, masih menurut Irvan Nasir, seperti apa harganya hari ini, kualitas barangnya, apakah pemerintah sudah hadir di situ. Kedepan, katanya, pemerintah harus hadir dengan skema-skema yang secara regulasi dimungkinkan, termasuk kepada anak-anak muda pelaku UMKM.
"Berangkat dari situlah, historis dan cita-cita mulia para pendiri dan kemudian sedikit pengalaman, kemampuan dan pengetahuan, saya merasa terpanggil untuk ikut kontestasi ini, semata-mata hanya untuk kemajuan daerah. Supaya apa yang kita cita-citakan itu tercapai," kata Irvan Nasir di akhir cakapnya dengan CAKAPLAH.com.
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Unik Susanti |
Kategori | : | Politik, Riau, Kabupaten Kepulauan Meranti |