![Kelmi April 2024 Kelmi April 2024](/assets/ads/14042024/wwwcakaplahcom_cakaplahcom_2jfj3_1859.jpg)
![]() |
(CAKAPLAH) - Perhelatan turnamen sepakbola negara-negara Eropa berlangsung dari tanggal 14 Juni sampai 14 Juli 2024. Turnamen yang dinamakan dengan Euro 2024 ini diselenggarakan di negara Jerman, diikuti oleh 24 negara.
Sebagai salah satu "kiblat" sepakbola dunia selain Amerika Selatan, perhelatan Euro 2024 ini tentu menarik perhatian para pecinta sepakbola di seluruh dunia. Diperkirakan akan ada 600 ribu wisatawan yang datang ke Jerman, baik dari para pendukung negara-negara peserta Euro 2024 maupun dari negara lainnya.
Diperkirakan sebagai tuan rumah Jerman akan mendapatkan banyak keuntungan ekonomi dari perhelatan ini. Diprediksi Jerman akan memperoleh pendapatan sebesar 1,07 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp 17,6 triliun (dengan asumsi Rp 16.460,60 per dolar AS). Hal ini menurut didasarkan pada catatan lembaga riset Institute for Economic Research Jerman pada akhir pekan lalu.
Sponsorship, Salah Satu Sumber Pendapatan
Potensi pendapatan besar Jerman dari perhelatan Euro 2024 ini diperoleh dari hak siar untuk media yang akan menyiarkan secara langsung. Akan ada puluhan pertandingan dari babak kualifikasi grup sampai babak final yang akan disiarkan secara langsung maupun tunda oleh media pemegang hak siar ke berbagai negara. Akan ada jutaan pasang mata yang akan menyaksikan pertandingan-pertandingan Euro 2024 secara live melalui berbagai media dan platform. Artinya, penjualan hak media untuk menyiarkan pertandingan secara langsung di televisi dan saluran lain seperti live streaming, mewakili proporsi terbesar dari total pendapatan Euro 2024. Nilai hak siar media untuk Euro 2024 ini diperkirakan menembus 1,135 miliar euro.
Sumber potensi pendapatan lainnya adalah dari ticketing, perhotelan, restoran dan akomodasi serta penjualan merchandise yang menyasar para pendukung tim-tim peserta Euro 2024. Diperkirakan akan ada permintaan lebih dari dua setengah juta tiket pertandingan untuk Euro 2024 ini. Jumlah itu diperkirakan akan terjual habis di 10 stadion tuan rumah di Jerman.
Dan sumber pendapatan berikutnya dari turnamen ini adalah pembayaran retribusi iklan dari sponsor global yang memanfaatkan momentum Euro 2024 ini untuk memasarkan brand-brand mereka. Dengan jutaan pasang mata yang akan mengikuti puluhan pertandingan selama Euro 2024 ini, tentu menjadi kesempatan emas bagi brand-brand besar dunia untuk memperkenalkan dan atau mengokohkan market branding selama turnamen ini berlangsung. Tidak kurang dari 13 sponsor global yang menjadi sponsor Euro 2024 ini, mulai dari Adidas, Alibaba Group, Atos, Betano, Booking.com, BYD Auto, Coca-Cola, Engelbert Strauss, Hisense, Lidl, Unilever, Visit Qatar, Vivo Mobile.
Simbol Pergeseran Hegemoni Ekonomi Dunia
Sejak bergulirnya revolusi industri pada abad 18 dan 19 di Eropa, yang sebelum dan sesudahnya beriringan dengan kolonialisasi bangsa-bangsa Eropa ke berbagai benua, dan puncaknya pasca Perang Dunia ke II, praktis ekonomi global dikuasai secara dominan oleh negara-negara barat (Amerika Serikat dan sekutunya khususnya di Eropa). Berbagai penemuan-penemuan teknologi berikutnya semakin mengokohkan hegemoni mereka terhadap ekonomi dunia.
Berbagai bentuk barang yang diperlukan dalam kehidupan penduduk dunia, umumnya didominasi oleh brand-brand mereka. Beberapa individu owner dari korporasi global yang berafiliasi kepada mereka pun bahkan kekayaannya bisa melampaui kekayaan dari gabungan beberapa negara, sebut saja seperti disebutkan Real Time Billionaires Forbes pada Maret 2024 lalu, yang merilis 10 daftar orang terkaya di dunia, peringkat 1 pada tahun 2023 yang lalu diduduki oleh Bernard Arnauld pemilik brand LV, dengan kekayaan sebesar US$ 234,2 miliar atau Rp 3.676,94 triliun, kemudian disusul oleh Elon Musk di peringkat ke 2 dengan kekayaan sebesar US$ 196,5 miliar atau Rp 3.085,05 triliun. Bisa dibayangkan, kekayaan bersih kedua orang terkaya dunia itu bahkan kurang lebih setara dengan belanja setahun negara sebesar Indoneia yang APBN 2024 nya sebesar Rp. 3.325 trilyun (www.djkn.kemenkeu.go.id). Wajar jika Bank Dunia mencatat selama kurun waktu pasca Perang Dunia II sampai dekade tahun 2000-an, penguasaan total Gross Domestic Product (GDP) Amerika Serikat dan “sekutu-sekutunya” terhadap total ekonomi dunia secara rata-rata selalu diatas 70 persen.
Akan tetapi, 2 dekade terakhir mulai terjadi pergeseran hegemoni dunia. Pada tahun 1973 diinisiasi pembentukan forum G-7 yang berisi negara-negara Amerika dan counterpart-nya, yang menguasai ekonomi dunia di atas 60 persen. Tapi seiring dengan semakin banyaknya negara-negara diluar G-7 yang semakin berkembang ekonominya, pada tahun 1999 dibentuklah forum G-20 yang di dalamnya ada negara-negara baru yang melejit size ekonominya seperti Tiongkok, India, Indonesia, Argentina dan lain-lain.
Tiongkok menjadi negara G-20 diluar G-7 yang paling melejit size ekonominya. Tercatat pada tahun 2022 yang lalu, PDB Tiongkok menempati peringkat ke 2 dari negara-negara G-20, dengan PDB sebesar sebesar 17.963 trilyun US$, dibawah Amerika Serikat di peringkat pertama dengan PDB sebesar 25.440 trilyun US$ (https://id.tradingeconomics.com).
Hisense dan Vivo yang tampil sebagai sponsorship di perhelatan Euro 2024 merupakan brand asal Tiongkok. Hisense merupakan perusahaan yang memproduksi perlengkapan elektronik rumahtangga yang secara massif mulai merebut pasar dunia. Begitu Vivo atau Vivo Technology Co. Ltd. adalah sebuah perusahaan elektronika asal Guangdong, Tiongkok. Perusahaan ini adalah anak dari BBK Electronics, bersamaan dengan Oppo, Realme, iQOO dan OnePlus, yang dikomandoi oleh Shen Wei.
Sebagai sponsor resmi Euro 2024, Vivo bukan hanya diizinkan untuk memasang iklan yang terpampang di stadion-stadion tempat pertandingan Euro 2024 dilangsungkan, tetapi juga mendapatkan zona eksklusif untuk fans di dalam stadium. Di dalam area tersebut penonton hanya diperbolehkan memakai smartphone dari Vivo. Sementara Hisense mendapatkan kesempatan untuk menjadi Official Screen Provider untuk Video Assistant Referee (VAR) UEFA EURO 2024.
Hisense, Vivo, dan Peluang Indonesia
Secara ekonomi, diantara negara-negara G20 jika diukur dengan besaran PDB, Indonesia berada pada peringkat ke 16. Bersama negara-negara besar Asia lainnya seperti Tiongkok dan India, Indonesia diperkirakan akan semakin strategis perannya dalam perekonomian nasional. Berhasilnya 3 negara besar Asia ini melewati krisis Covid-19 pada periode 2020 sampai 2022 yang lalu, menjadi momentum potensial bagi eskalasi ekonomi ketiga negara tersebut.
Indonesia memiliki semua modal yang diperlukan untuk menjadi negara besar dan penting ekonominya di masa depan. Populasi penduduk ke 4 terbesar dunia, periode bonus demografi yang sedang berlangsung, kekayaan sumber daya tanah, air dan mineral yang berlimpah, dan lain-lain.
Terkait Hisense dan Vivo yang diproduksi oleh Tiongkok, keduanya merupakan simbol produk asal Tiongkok yang sejatinya sangat membutuhkan banyak bahan baku yang berasal dari Indonesia, khususnya timah dan nikel. Indonesia saat ini merupakan negara produsen timah kedua terbesar dunia setelah Tiongkok. Bahkan untuk Nikel, Indonesia merupakan negara produsen terbesar nomor satu di dunia.
Saat ini, berbagai upaya telah diambil oleh Indonesia untuk mengoptimalkan kontribusi produk-produk tambang dan mineral terhadap perekonomian nasional. Indonesia telah mengeluarkan beberapa peraturan melalui Kementrian Perdagangan terkait pelarangan ekspor bijih timah, begitu juga dengan nikel. Pelarangan tersebut ditujukan untuk menstimulan agar barang tambang dan mineral Indonesia dapat diproduksi menjadi produk jadi atau setengah jadi sebelum di ekspor ke luar negeri, dengan harapan agar nilai tambah yang terbentuk dari barang-barang tersebut bisa lebih maksimal.
Sebagai contoh, Kementerian Perindustrian pada Tahun 2023 yang lalu mencatat, sejak digulirkannya program hilirisasi sumber daya alam terutama logam nikel di tanah air beberapa multiplier effect mulai terlihat terhadap perekonomian nasional. Dengan adanya program hilirisasi nikel, tercatat pada tahun 2022 nilai ekspor ferronikel mencapai 13,6 miliar dolar AS, atau meningkat 92% dibandingkan nilai ekspor pada tahun 2021 yang sebesar 7,08 miliar AS.
Nilai ekspor nikel matte juga melonjak sebesar 300%, dari 0,95 miliar dolar pada tahun 2021 menjadi 3,82 miliar dolar AS pada tahun 2022.
Bisa dibayangkan jika program hilirisasi produk-produk nasional seperti timah, tembaga, bauksit, CPO dan lain-lain ini dilanjutkan, betapa dahsyatnya dampak yang akan diberikan bagi Indonesia, baik dari sisi ekonomi, penyerapan tenaga kerja, penurunan kemiskinan, dan tentu posisi Indonesia dalam percaturan global. Semoga..
Penulis | : | Muji Basuki, ASN di BPS Kota Pekanbaru |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Cakap Rakyat, Olahraga, Ekonomi |
![Idulfitri 1445 Riau Petroleum Idulfitri 1445 Riau Petroleum](/assets/ads/23042024/wwwcakaplahcom_cakaplahcom_fkkh2_1863.jpg)
![](/assets/news/17062024/cakaplahcom_xwrpf_111649_s.jpg)
![](/assets/news/17062024/cakaplahcom_qrvfv_111627_s.jpg)
![](/assets/news/16062024/cakaplahcom_jfdpk_111607_s.jpeg)
![](/assets/news/19042024/cakaplahcom_9g9jp_109541_s.jpg)
![](/assets/news/18062024/cakaplahcom_2qpfd_111658_s.jpg)
![](/assets/news/18062024/cakaplahcom_cwbh7_111667_s.jpg)
![](/assets/news/19062024/cakaplahcom_rdsms_111687_s.jpg)
![](/assets/news/14062024/cakaplahcom_6cgfy_111555_s.jpg)
![](/assets/news/18062024/cakaplahcom_hyhce_111660_s.jpg)
![](/assets/news/01062024/cakaplahcom_52xqd_111102_s.jpg)
![](/assets/news/10062024/cakaplahcom_xqnbh_111404_s.jpg)
![](/assets/news/15062024/cakaplahcom_gugu6_111580_s.jpg)
![](/assets/news/07052024/cakaplahcom_smt2x_110180_s.jpg)
![](/assets/news/16052024/cakaplahcom_zfgph_110500_s.jpeg)
![](/assets/news/19062024/cakaplahcom_cnxdm_111688_s.jpg)
![](/assets/news/01062024/cakaplahcom_uspqk_111093_s.jpg)
![](/assets/news/07062024/cakaplahcom_swzw7_111336_s.jpg)
![](/assets/news/27052024/cakaplahcom_jdeym_110889_s.jpg)
![](/assets/news/08062024/cakaplahcom_mrhv8_111338_s.jpeg)
![](/assets/news/10032024/cakaplahcom_uunf9_108307_s.jpg)
![](/assets/news/26042024/cakaplahcom_ygz3d_109785_s.jpg)
![](/assets/news/15032024/cakaplahcom_8zu4t_108450_s.jpg)
![](/assets/news/20052024/cakaplahcom_bytfv_110670_s.jpg)
![](/assets/news/22052024/cakaplahcom_vdw33_110726_s.jpg)
![](/assets/news/18052024/cakaplahcom_8erc3_110600_s.jpg)
![](/assets/news/08062024/cakaplahcom_n5q95_111350_s.jpg)
![](/assets/news/25042024/cakaplahcom_sc2zg_109740_s.jpg)
![](/assets/news/11022024/cakaplahcom_nuyvb_107289_s.jpg)
![](/assets/news/10042024/cakaplahcom_jdptx_109315_s.jpg)
![](/assets/news/28032024/cakaplahcom_g8f5e_108924_s.jpg)
![cakaplah-mpr.jpeg](/assets/cakaplah-mpr.jpeg)
![](/assets/article/26102023/cakaplahcom_vh89x_13771_m.jpg)
![AMSI AMSI](/assets/ads/21122017/wwwcakaplahcom_cakaplah_6reuq_191.jpg)
![](/assets/article/07112023/cakaplahcom_axzq2_13880_m.jpg)
![](/assets/article/01072024/cakaplahcom_ajfl8_15491_m.jpg)
![](/assets/article/07062024/cakaplahcom_qnr3m_15371_m.jpg)
![](/assets/article/09032023/cakaplah_tfexa_12016_m.jpg)
![](/assets/article/21062024/cakaplahcom_wdv62_15458_m.jpg)
![](/assets/article/29052024/cakaplahcom_lqdmj_15338_m.jpg)
![](/assets/article/01072024/cakaplahcom_qlz5b_15487_m.jpeg)
![](/assets/article/08052023/cakaplah_p3fmx_12440_m.jpg)
![](/assets/article/27062024/cakaplahcom_bmmke_15477_m.jpg)
![LW 2 LW 2](/assets/ads/30052024/wwwcakaplahcom_cakaplahcom_wzhwb_1878.jpg)
01
02
03
04
05
![Iklan CAKAPLAH Iklan CAKAPLAH](/assets/ads/17052023/wwwcakaplahcom_cakaplah_sru38_1609.jpg)
![HUT Pekanbaru Ke-240 - Bank Raya HUT Pekanbaru Ke-240 - Bank Raya](/assets/ads/24062024/wwwcakaplahcom_cakaplahcom_smzx8_1903.jpg)
![](/assets/article/10102019/cakaplah_nd9er_2896_m.jpg)
![](/assets/article/14082023/cakaplahcom_z9wae_13225_m.jpg)
![](/assets/article/10062024/cakaplahcom_kvvet_15396_m.jpg)